Saudaraku yang di rahmati Allah ta’ala, banyak orang resah dan takut jika fisiknya cacat, wajah jerawatan, kulitnya hitam, dan penyakit-penyakit kulit yang lain, tapi jarang mereka menyadari bahwa cacatnya hati jauh lebih menakutkan daripada hanya sekedar cacatanya fisik. Jika catatnya fisik, kulit maka potensi hilangnya kenikmatan dunia, tapi jika yang cacat adalah hati, padahal hati adalah sumber kenikmatan dan kebahagian, maka bagaimana ia akan merasakan kemikmatan yang sejati.
Kondisi hati akan mempengaruhi kinerja dhohir (fisik), permasalahan hati akan menjadikan semangat dan tidaknya diri kita. Jika menjaga fisik adalah kelaziman(keharusan) maka menjaga hati juga demikian, bahkan lebih daripada hanya menjadi fisik, karena pancaran hati yang baik, akan mengelurkan kebaikan dalam bentuk dhohir. Nabi Muhammad bin Abdillah shollahu alaihi wassalam pernah mengingatkan;
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ
Artinya, “ Ketauhilah, bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika daging itu baik, maka seluruh jasad akan menjadi baik, tapi jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa itu adalah hati. ”( HR. Buhkory dalam al-iman 1/127, Muslim dalam al-masafah 11/26 ).
Hadits yang mulya ini menjelaskan bahwa hati sebagai raja dalam anggota tubuh manusia, ia memperintahkan apa yang terpatri dalam hati. Kondisi hati akan menjadikan manusia menjadi baik atau sebaliknya. Maka disinilah fungsi hati dalam beramal kebaikan. Allah berfirman,
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya, “ Pada hari (kiamat) tidaklah manfaat harta dan anak, kecuali orang yang datang dengan hati yang baik (bersih). (QS. As-Syua’ro’: 89-90).
Saudaraku dimanapun antum berada, begitu besarnya hati memiliki pengaruh terhadap keberadaan kelangsungan kehidupan manusia, bahkan harta anak yang kita punya, sesuatu yang kita banggakan di dunia tidak bisa memberikan manfaat di hadapan Allah subhanahuwata’ala, padahal kedua hal ini adalah salah satu investasi yang sangat berharga setelah kita dipanggil Allah subhanahuwata’ala. Dalam sebuah Hadis nanti Muhammad shalallahu alahi wasallam bersabda;
Artinya “apabila anak Adam telah meninggal dunia maka seluruh amalnya akan terputus kecuali tiga hal; shodakoh jariyah(mengalir), ilmu yang bermanfaat, anak Sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.”
Hadis yang mulia ini menjelaskan, bahwa sesuatu yang bermanfaat bisa tidak memberikan manfaat sedikitpun ketika pemilik hati tersebut dalam kondisi hati yang tercela, hati yang rusak, hati yang sakit, dan hati yang mati. Maka renungkanlah sodaraku, kita kebahagiaan bagaimana hati kita itu sendiri.